Sepertiga Remaja Indonesia Seringkali Mengecek HP Ketika Terbangun Tengah Malam


Sekitar sepertiga remaja di Indonesia seringkali mengecek telpon genggam mereka taktaka mereka terbangun di tengah malam, bahkan masih jauh dari pagi.

Normalnya orang lain ketika terbangun dari tidurnya pada tengah malam tujuan mereka adalah buang air atau terkadang juga adalah dapur karna merasa haus atau lapar (bisa jadi belum makan malam) 

Namun sepertiga dari remaja di Indonesia juga menyempatkan untuk mengecek ponsel genggam mereka, yakni mengecek notifikasi masuk dari berbagai media sosial.

Tidak ada yang salah mengenai hal mengecek telpon genggam setelah dari kamar mandi ataupun dapur, namun ternyata kadang memiliki efek samping sehingga keterusan bahkan sampai pagi. Baik mereka chattingan dengan rekan - rekan mereka, maupun menari - narikan jemari tangan mereka untuk bermain game.

Menurut para dokter tidak masalah jika mereka telah tidur cepat dan sudah terlelap setidaknya 5 jam, namun bagaimana dengan mereka yang begadang kemudian tertidur dan terbagun 1 atau 2 jam kemudian? Hal tersebut sangat bisa merusak kesehatan.

Smartphone saat ini sudah melekat pada masyarakat dan 90% orang yang memiliki telpon genggam adalah pengguna smartphone sedang 10% lainnya adalah juara bertahan dari para pengguna telpon genggam produksi lama, sebelum zaman smartphone di mulai.

Smartphone pada awalnya di ciptakan sebagai ponsel pintar yang mempermudah pekerjaan dan aktifitas harian kita, mulai dari berkirim E-mail, menghubungkan dengan orang - orang yang jauh, membuat pengingat, catatan, bahkan sampai transaksi bank pun bisa di lakukan dengan smartphone.

Sayangnya kebanyakan remaja di tanah air tercinta ini memiliki smartphone namun sang pemilik bukanlah smartpeople, memiliki beragam koleksi media sosial namun masih mengaku tidak memiliki akun E-mail.

Sebuah survey dengan hasil menarik lainnya adalah sebanyak 14% dari kalangan dewasa di atas usia 60 tahun juga melakukan hal yang sama dengan para remaja, yakni mengecek sosial media yang baru - baru mereka pelajari, dan berbagai macam hal tentang smartphone yang ingin mereka ketahui.

Kejadian serupa memang lebih parah terlihat di Indonesia, namun hal tersebut juga berlaku di negara - negara lain seperti Inggris, Amerika Serikat, dan beberapa negara lainnya namun dengan angka yang lebih sedikit dari pada di Indonesia.

"orang - orang seharusnya belajar untuk memanfaatkan smartphone dengan maksimal dan menjadikan itu lebih bermanfaat serta berguna, sangat lucu apabila telpon genggam itu yang 'menjajah' manusia". ujar Lee sebagaimana kutipan dari koran City AM.

sumber : BBC
Share on Google Plus

About Annas S

Lorm Ipsum Dolor Lorm Ipsum Dolor Lorm Ipsum Dolor Lorm Ipsum Dolor Lorm Ipsum Dolor Lorm Ipsum Dolor Lorm Ipsum Dolor Lorm Ipsum Dolor Lorm Ipsum Dolor Lorm Ipsum Dolor Lorm Ipsum Dolor Lorm Ipsum Dolor Lorm Ipsum Dolor Lorm Ipsum Dolor Lorm Ipsum Dolor Lorm Ipsum Dolor Lorm Ipsum Dolor Lorm Ipsum Dolor Lorm Ipsum Dolor Lorm Ipsum Dolor Lorm Ipsum Dolor

1 komentar: